SIAPAKAH
ANAK YANG MENDERITA KETIDAKMAMPUAN ITU?
Kurang lebih 11 persen
anak dari usia enam sampai tujuh belas tahun di AS mendapatkan pendidikan atau
pelayanan khusus. Gambar 6.1 menunjukkan perkiraan persentase anak-anak yang
mengalami gangguan, yang memperoleh pendidikan khusus (U.S Department of Education,
2000). Dalam kelompok ini, lebih dari separuhnya menderita gangguan atau
ketidakmampuan belajar (learning
disability). Juga ada banyak murid yang mengalami gangguan bicara atau
bahasa (19 persen dari kelompok anak yang menderita gangguan kemampuan),
retardasi mental (11 persen), atau gangguan emosional serius (8 persen).
Dahulu istilah
“ketidakmampuan” (disability) dan
“cacat” (handicap) dapat dipakai
bersama-sama, namun kini kedua istilah itu dibedakan. Disability adalah
keterbatasan fungsi yang membatasi kemampuan seseorang. Handicap adalah kondisi
yang dinisbahkan pada seseorang yang menderita ketidakmampuan. Kondisi ini
boleh jadi disebabkan oleh masyarakat, lingkungan fisik, atau sikap orang itu
sendiri (Lewis, 2002).
Para pendidik lebih
sering menggunakan istilah “children with
disabilities” (anak yang menderita gangguan/ketidakmampuan) ketimbang “disabled children” (anak cacat).
Tujuannya adalah memberi penekanan pada anaknya, bukan pada cacat atau
ketidakmampuannya. Anak-anak yang menderita ketidakmampuan juga tidak lagi
disebut sebagai “handicapped” (penyandang cacat), walaupun istilah handicapping conditionI masih digunakan
untuk mendeskripsikan hambatan belajar dan hambatan fungsi dari seseorang yang
mengalami ketidakmampuan. Misalnya, ketika anak yang menggunakan kursi roda
tidak memiliki akses yang memadai untuk ke kamar mandi, transportasi, dan
sebagainya, maka ini disebut sebagai handicapping
condition.
Kita
akan mengelompokkan ketidakmampuan dan gangguan (sensory), gangguan fisik, retardasi mental, gangguan bicara dan
bahasa, gangguan belajar (learning
children), attention deficit
hyperactivity disorder, dan gangguan emosional dan perilaku.
Gangguan Indra
Gangguan
indra mencakup gangguan atau kerusakan penglihatan dan pendengaran.
Gangguan Penglihatan.
Beberapa murid mengalami problem penglihatan (visual) yang masih belum
diperbaiki. Jika Anda melihat murid Anda sering memicingkan mata, membaca buku
dari jarak yang amat dekat, sering mengucek-ucek mata, dan sering mengeluh
karena pandangannya kabur atau suram, maka suruh mereka untuk memeriksakan diri
(Boyles & Contadino, 1997). Kebanyakan mereka akan diminta menggunakan
kacamata. Tetapi ada segelintir murid (sekitar 1 dari 1.000 murid) menderita
gangguan visual serius dan dikategorikan rusak penglihatannya. Ini termasuk
murid yang menderita low vision dan
murid buta.
Anak-anak
yang menderita low vision punya jarak pandang antara 20/70 dan 20/200 (pada skala
Snellen di mana angka normalnya adalah 20/20) apabila di bantu lensa korektif.
Anak low vision dapat membaca buku
dengan huruf besar-besar atau dengan bantuan kaca pembesar. Anak yang “buta
secara edukasional” (educationally blind)
tidak bisa menggunakan penglihatan mereka untuk belajar dan harus menggunakan
pendengaran dan sentuhan untuk belajar. Kira-kira 1 dari 3.000 anak tergolong educationally blind. Hampir setengah
dari anak jenis ini dilahirkan telah dalam keadaan buta dan sepertiganya
mengalami kebutaan pada tahun-tahun awal kehidupan mereka. Banyak anak buta ini
punya kecerdasan normal dan berprestasi secara akademik apabila diberi dukungan
dan bantuan belajar yang tepat. Namun, multiple
disabilities sering kali bukan hal yang aneh dalam diri murid yang
tergolong educational blind. Murid
yang menderita bermacam-macam ketidakmampuan ini sering kali membutuhkan
berbagai jenis bantuan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan mereka.
Salah
satu tugas penting untuk mengajar anak menderita gangguan atau kerusakan
penglihatan ini adalah menentukan modalitas (seperti sentuhan atau pendengaran)
yang dengannya murid dapat belajar dengan baik (Bowe, 2000). Anak yang lemah
penglihatannya akan lebih baik disuruh duduk di bangku paling depan di kelas.
Selama sekitar setengah abad, “buku rekaman” (recorded textbook) buatan Recording for the Blind & Dyslecix
telah banyak membantu kemajuan pendidikan dari murid yang mengalami gangguan
penglihatan, perseptual, atau gangguan lainnya. Lebih dari 90.000 volume buku
audio dan komputer telah tersedia secara gratis (jika Anda di Amerika, hubungi:
1-800-221-4792). Salah satu persoalan dalam pendidikan murid yang buta adalah
rendahnya penggunaan Braille dan sedikitnya guru yang menguasai Braille dengan
baik (Hallahan & Kauffman, 2003).
Gangguan Pendengaran.
Gangguan pendengaran dapat menyulitkan proses belajar anak. Anak yang tuli
secara lahir atau menderita tuli saat masih anak-anak biasanya lemah dalam
kemampuan berbicara dan bahasanya. Dalam kelas Anda mungkin ada anak seperti
ini yang belum terdeteksi. Jika Anda melihat murid yang menempelkan telinganya
ke speaker, sering minta pengulangan
penejelasan, tidak mengikuti perintah, atau sering mengeluh sakit telinga,
dingin dan alergi, suruh mereka untuk memeriksakan diri ke ahli THT (Patterson
& Wright, 1990).
Banyak
anak yang memiliki masalah pendengaran mendapatkan pengajaran tambahan di luar
kelas reguler. Pendekatan pendidikan untuk membantu anak yang punya masalah
pendengaran terdiri dari dua kategori: pendekatan oral dan pendekatan manual.
Pendekatan oral antara lain menggunakan metode membaca gerak bibir, speech reading (menggunakan alat visual
untuk mengajar membaca), dan sejenisnya. Pendekatan manual adalah dengan bahasa
isyarat dan mengeja jari (finger spelling).
Bahasa isyarat adalah sistem gerakan tangan yang melambangkan kata. Pengejaan
jari adalah “mengeja” setiap kata dengan menandai setiap huruf dari satu kata.
Pendekatan oral dan manual dipakai bersama untuk mengajar murid yang mengalami
gangguan pendengaran (Hallahann & Kauffman, 2000).
Beberapa
kemajuan medis dan teknologi, seperti yang disebutkan di sini, juga telah
meningkatkan kemampuan belajar anak yang menderita masalah pendengaran (Boyles
& Contadino, 1997):
·
Pemasangan cochlear (dengan prosedur pembedahan). Ini adalah cara
kontroversial karena banyak komunitas orang tuli menentangnya, sebab menganggapnya
intrusif dan melukai kultur orang tuli. Yang lainnya beranggapan bahwa
pemasangan cochlear ini bisa
meningkatkan kualitas hidup banyak anak yang menderita problem pendengaran
(Hallahan & Kauffman, 2003).
·
Menempatkan semacam alat di telinga
(prosedur pembedahan untuk disfungsi telinga tingkat menengah). Ini bukan
prosedur permanen.
·
Sistem hearing aids dan amplifikasi.
·
Perangkat telekomunikasi, teletypewriter-telephone, dan RadioMail
(menggunakan Internet).
Gangguan Fisik
Gangguan
fisik anak antara lain adalah gangguan ortopedik, seperti gangguan karena
cedera di otak (celebral palsy), dan
gangguan kejang-kejang (seizure).
Banyak anak yang mengalami gangguan fisik ini membutuhkan pendidikan khusus dan
pelayanan khusus, seperti transportasi, terapi fisik, pelayanan kesehatan
sekolah, dan pelayanan psikologi khusus.
Gangguan Ortopedik. Gangguan
ortopedik biasanya berupa keterbatasan gerak atau kurang
mampu mengontrol gerak karena ada masalah di otot, tulang, atau sendi. Tingkat
keparahan gangguan ini bervariasi. Gangguan ortopedik bisa disebabkan oleh
problem prenatal (dalam kandungan)
atau perinatal (menjelang atau
sesudah kelahiran), atau karena penyakit atau kecelakaan saat anak-anak. Dengan
bantuan alat adaptif dan teknologi pengobatan, banyak anak yang menderita
gangguan ortopedik bisa berfungsi normal di kelas (Boyles & Contadino,
1997).
Cerebral palsy
adalah gangguan yang berupa lemahnya koordinasi otot, tubuh sangat lemah dan
goyah (shaking), atau bicaranya tidak
jelas. Penyebab umum dari celebral palsy
adalah kekurangan oksigen saat kelahiran. Dalam jelas celebral palsy yang paling umum, yang disebut spastic, otot anak menjadi tidak normal. Pada tipe yang kurang
lazim, yakni ataxia, oto anak menjadi
kaku pada satu waktu, lalu kendur pada waktu yang lain, sehingga gerakan anak
menjadi aneh dan lucu.
Komputer
bisa membantu proses belajar anak yang terkena gangguan ini. Jika mereka bisa
melakukan koordinasi untuk menggunakan keyboard,
maka mereka bisa mengerjakan tugas menulis di komputer. Pena dengan cahaya bisa
digunakan sebagai pointer (penunjuk).
Banyak anak yang menderita celebral palsy
bicaranya tidak jelas. Untuk anak seperti ini, synthesizer suara dan ucapan, papan komunikasi, serta peralatan talking notes dan page turners dapat meningkatkan kemampuan komunikasi mereka.
Gangguan Kejang-kejang.
Jenis yang paling kerap dijumpai adalah epilepsi,
gangguan saraf yang biasanya ditandai dengan serangan terhadap sensorimotor
atau kejang-kejang. Epilepsi muncul dalam beberapa bentuk berbeda (Barr, 2000;
Resag, 2002). Dalam bentuknya yang paling umum, yang dinamakan absent seizures, anak mengalami kejang-kejang
dalam durasi singkat (kurang dari 30 detik), tetapi bisa terjadi beberapa kali
sampai seratus kali dalam sehari. Sering kali kemunculannya sangat singkat,
atau kadang-kadang ditandai dengan gerakan tertentu seperti mengangkat alis
mata. Dalam bentuk epilepsi lain yang disebut tonic-clonic, anak akan kehilangan kesadarannya dan menjadi kaku,
gemetar, dan bertingkah aneh. Bila parah, tonic-clonic
bisa berlangsung selama tiga sampai empat menit. Anak yang mengalami epilepsi
biasanya dirawat dengan obat anti-kejang, ynag biasanya efektif dlam mengurangi
gejala tapi tidak menghilangkan penyakitnya. Jika tidak sedang kambuh,
penderita gangguan ini akan berperilaku normal. Jika di kelas Anda ada anak
yang menderita gangguan macam ini, Anda sebaiknya menguasai prosedur untuk
memantau dan membantu anak tersebut jika problemnya kambuh. Juga, jika anak
tampak selalu melamun di kelas Anda, terutama saat berada dalam tekanan,
sebaiknya Anda mencari tahu apakah anak itu bosan, atau sedang minum obat
terlarang, atau mengalami problem neurologis. Seorang anak baru ketahuan
menderita epilepsi di masa SMA setelah dia mengalami beberapa kali kecelakaan
saat belajar mengemudi. Satu-satunya indikasi awal adalah dia menadapat nilai
buruk dalam beberapa ujian dan dia mengatakan bahwa dia hanya menatap ujiannya
itu. Gurunya beranggapan dia sedang melamun, tetapi waspadalah karena banyak
melamun boleh jadi adalah tanda-tanda epilepsi ringan.
0 komentar:
Posting Komentar